Bagaimana dengan gender?
Hal ini jauh berbeda dengan seks. Seks adalah jenis kelamin laki-laki dan
perempuan dilihat secara biologis.
Sedangkan gender adalah perbedaan
laki-laki dan perempuan secara sosial,
masalah atau isu yang berkaitan dengan peran, perilaku,tugas, hak dan fungsi
yang dibebankan kepada perempuan dan laki-laki. Biasanya isu gender muncul
sebagai akibat suatu kondisi yang menunjukkan kesenjangan gender (Suharti,
1995).
Rumusan ‘gender’ dalam hal ini merujuk pada perbedaan-perbedaan
antara perempuan dengan laki-laki yang merupakan bentukan sosial. Perbedaan-perbedaan
ini tetap muncul meskipun
tidak disebabkan oleh perbedaan-perbedaan biologis
yang menyangkut jenis kelamin (McDonald dkk., 1999).
Sejarah perbedaan gender (gender
differences) antara manusia jenis laki-laki dan perempuan terjadi melalui
proses yang sangat panjang. Proses terbentuknya perbedaan-perbedaan gender diantaranya
dibentuk, disosialisasikan, diperkuat bahkan dikonstruksi secara sosial dan
kultural melalui ajaran keagamaan maupun negara (Fakih, 1999).
Melalui proses
panjang ini, sosialisasi gender tersebut akhirnya dianggap menjadi ketentuan
Tuhan. Gender seolah-olah bersifat biologis yang tidak bisa diubah lagi. Hal ini
mengakibatkan perbedaan gender dianggap dan dipahami sebagai kodrat laki-laki
dan kodrat perempuan. Bahkan terkadang, gender menjadikan perempuan dianggap
lebih rendah daripada laki-laki. Dalam budaya yang telah terbentuk lama, hampir
sebagian besar peran yang ditempelkan pada perempuan adalah peran yang sifatnya
lemah, kurang menantang dan bersifat kedalam atau ranah domestik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar