November 21, 2013

ONTEL, SAHABATKU 3 (fin)

Dalam persaingan pengojek di Kota, Pak Markuat memiliki 6 orang teman yang juga bekerja sebagai ojek ontel. Dan tiap harinya mereka berkumpul minum kopi bersama. Mereka bercengkrama untuk melepas lelah. Tidak ada tukang palak yang memungut uang dari para tukang ojek ini. Jadi mereka dapat bekerja dengan tenang. Tak terbayang apabila uang kecil mereka masih harus diminta oleh preman-preman begajulan.
Pak Markuat tidak memiliki tempat tinggal tetap di Jakarta. Ia sering tidur di warteg-warteg yang baik hati meminjamkan
bangku depannya untuk ditiduri oleh Pak Markuat. Dahulu bapak Markuat tinggal di kontrakan murah yang disewa bersama beberapa temannya. Ini agar mereka dapat membagi biaya sewa agar semakin murah. Namun sekarang bayar ramai-ramai pun tetap terasa mahal. Pak Markuat tetap tidak sanggup untuk bayar kontrakan walau patungan. Maka itu saat ini tidak ada tempat tinggal tetap bagi bapak tua itu. Bangku warteg jadi pilihan indah baginya.
Demikian waktu siang kuhabiskan dengan Bapak Markuat. Waktu berharga dan menyenangkan darinya. Tak lupa ia melepaskan senyuman tulusnya ketika ku pergi darinya. Semoga dapat menginspirasi untuk dapat lebih mensyukuri hidup.

FIN

3 komentar:

  1. saya penggemar ontel, dan punya 3 ontel di rumah. terimakasih sudah membagi ceritanya di blog ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. mantab sekali Harlyan, kapan-kapan kita bisa sepedahan bareng nih!

      kembali kasih ya :)

      Hapus