Siang hari dengan panas matahari yang menyengat, tidak mengganggu waktu santainya. Dengan ditemani segelas kopi panas dan sepeda butut di sampingnya, lelaki setengah baya itu duduk nikmat di pinggir kali.
Markuat, itulah nama lelaki yang sedang bersantai di tengah kesibukan toko-toko di sekelilingnya. Ia duduk manis di bawah pohon pinggir kali saat itu. Pak Markuat adalah seorang penyedia jasa di sekitar kawasan Glodok, Kota. Ia adalah salah satu dari banyak pengojek sepeda ontel di kawasan Kota Tua. Saat itu dia sedang santai melepas lelah setelah semalaman bekerja. Cukup enggan bagiku untuk menggaggunya.
Setelah menerobos keramaian pasar yang sesak, akhirnya aku dapat duduk disamping Pak Markuat. Bapak tua ini sempat kaget dan kaku ketika kuajak bicara. Sehabis memperkenalkan diri, ia menerima untuk diajak ngobrol santai denganku. Dengan keramahannya, Pak Markuat bersedia untuk menceritakan kisahnya padaku.
Bapak Markuat berasal dari daerah Tegal, Jawa Barat. Di Jakarta, Pak Markuat menggeluti pekerjaan mengojek sepeda semenjak enam belas tahun yang lalu. Dahulu sebelum mengojek ontel, Pak Markuat memiliki pekerjaan sebagai seorang kuli bangunan. Hanya